Minggu, 15 November 2015

kekejaman kristen sepanjang masa


KEBIADABAN KRISTEN TERHADAP ISLAM [ FAKTA SEJARAH ]
Mau Membantah Fakta Sejarah ? Gampang, Pergi Kemasa Lalu Dan Ubah Sejarah,Tapi Apa Mungkin ?
Agar tidak dituduh memfitnah, orang kristen punya hak untuk menjawab fakta-fakta HISTORIS kebiadaban kristen mulai dari dahulu,

1. Tahun 630 (8 H). Utusan Nabi Muhammad, Al-Harits ibu Umair al-Azady, yang membawa surat untuk pemimpin Bushro, dihadang dan diculik untuk selanjutnya Mdipenggal lehernya oleh pegawai Romawi atas perintah Kaisar Romawi, Heraklius. Padahal, membunuh duta merupakan kejahatan yang amat sama halnya dengan mengumumkan perang. Akibat kebiadaban kaisar Kristen ini timbullah perang Mut'ah dan perang Tabuk antara umat Islam melawan Kristen Romawi. Inilah konflik pertama kali antara umat Islam dengan orang Kristen. Dan seperti yang terpampang dalam sejarah, Kristen lah yang lebih dulu membunuhi umat Islam.

2. Tahun 1064. Rombongan peziarah Kristen sebanyak 7000 orang yang dipimpin oleh seorang Uskup telah menyerang orang-orang Arab dan Turki di Yerusalem.

3. 15 Juli 1099, Yerusalem ditaklukan. 60.000 orang dibunuh, terdiri dari orang-orang Yahudi, Muslim, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Dilukiskan oleh saksi mata Kengerian begitu dahsyat:"Kami harus berjalan didalam darah musuh kami sedalam mata kaki". Akhirnya pada 15 Juli 1099, Yerusalem (Baitul Maqdis) jatuh ke tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka. Berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam
sejarah umat manusia. Kaum kafir Kristen itu telah menyembelih penduduk sipil Islam baik lelaki, perempuan dan anak-anak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang enggan bergabung dengan kaum Salib. Keganasan kaum Salib Kristen yang sangat luar biasa itu telah dikutuk dan diakui oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa. Seorang ahli sejarah Prancis, Michaud berkata:"Pada saat penaklukan Yerusalem oleh orang Kristen tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Yerusalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang yang kalah itu. Beberapa orang coba mengelak dari kematian dengan cara mengendap-endap dari benteng, yang lain berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di masjid-masjid. Namun mereka tetap tidak dapat menyembunyikan diri dari pengejaran orang-orang Kristen itu.
Tentara Salib yang menjadi tuan di Masjid Umar, di mana orang-orang Islam coba mempertahankan diri selama beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang menodai penaklukan Titus. Tentara infanteri dan kavaleri lari tunggang langgang di antara para buruan. Di tengah huru-hara yang mengerikan itu yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu menginjak-injak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang coba menyelamatkan diri dengan sia-sia."Raymon d d'Agiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan:"Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah di dalamnya mengenai lutut dan mencapai tali kekang kuda."Aksi pembantaian hanya berhenti beberapa saat saja, yakni ketika pasukan Salib itu berkumpul untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan mereka Yesus Kristus atas kemenangan mereka. Tapi begitu upacara perayaan itu selesai, pembantaian diteruskan dengan lebih ganas lagi.

Seterusnya Michaud berkata:"Semua yang tertangkap yang disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar hidup-hidup, diseret dari tempat persembunyian bawah tanah, diseret ke hadapan umum dan dikurbankan di tiang gantungan."Sela njutnya Michaud menambahkan:"Air mata wanita, tangisan anak-anak, begitu juga pemandangan dari tempat Yesus Kristus memberikan ampun kepada para algojonya, sama sekali tidak dapat meredakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu. Penyembelihan itu berlangsung selama seminggu.Bebera pa orang yang berhasil melarikan diri, dimusnahkan atau dikurangkan jumlahnya dengan perbudakan atau kerja paksa yang mengerikan."

Archbishop Tyre, saksi mata melukiskan peristiwa itu sbb:
"It was impossible to look upon the vast numbers of the slain without horror; everywhere lay fragments of human bodies, and the very ground was covered with the blood of the slain. It was not alone the spectacle of headless bodies and mutilated limbs strewn in all directions that roused the horror of all who looked upon them. Still more dreadful was it to gaze upon the victors themselves, dripping with blood from head to foot, an ominous sight which brought terror to all who met them. It is reported that within the Temple enclosure alone about ten thousand infidels perished."

"Adalah mustahil untuk melihat keatas angka-angka luas yang dibunuh tanpa kengerian; di mana-mana diletakkan bagian-bagian tubuh manusia, dan seluruh lantai telah tertutup oleh darah para korban. Itu tidak sendiri karena pertunjukan besar tubuh-tubuh tanpa kepala dan terpotong-poton g yang ditaburkan di segala jurusan, benar-benar membangunkan kengerian bagi semua yang melihatnya. Meski demikian yang lebih seram adalah untuk menatap atas para pemenang diri mereka, menitikkan darah seluruh badan, suatu penglihatan tidak menyenangkan yang membawa teror bagi semua menjumpainya. Itu dilaporkan di dalam lampiran kuil itu sendiri bahwa sekitar sepuluh ribu orang pengkhianat binasa."

Gustave Le Bon telah mensifatkan penyembelihan kaum Salib Kristen sebagaimana kata-katanya:"Kaum Salib kita yang'bertakwa'itu
tidak memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerusakan dan penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu pertemuan yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk Yerusalem yang terdiri dari kaum Muslimin dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristen yang tidak memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlahnya mencapai 60.000 orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam masa 8 hari saja termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, tidak seorang pun yang terkecuali."

Gustave Le Bon dalam bukunya"La Civilisation Islamique er Arabe"hal.407 juga mengatakan,"Kekejaman yang dilakukan oleh tentara salib terhadap kawan maupun lawan, tentara maupun rakyat sipil, wanita ataupun anak-anak, orang tua maupun anak muda, membuat mereka menduduki tempat teratas dalam sejarah kekerasan".

Salah seorang saksi sejarah, Robert The Monk, menulis sbb:
"Tentara kami menyerbu seluruh lorong, medan, serta di atas bumbung-bumbung rumah yang bersambungan seperti singa yang kehilangan anaknya. Kami mencabik-cabik anak-anak dengan kejam. Kami membunuh orang tua dan muda dengan pedang. Untuk mempercepat kerja, kami menggunakan satu tali untuk mengantung leher beberapa orang."Tentara merampas dan merampok apa saja yang mereka temukan. Mereka bahkan merobek perut para korban untuk mencari emas dan uang. Apa saja yang ditemukan, mereka rampas. Akhirnya, Bohemond mengumpulkan semua yang selamat, lelaki ataupun perempuan, yang cacat dan tidak berdaya di dalam sebuah istana, dan membunuh mereka semua. Mereka meninggalkan yang muda untuk dijual di pasar budak Antiochia.

Godfrey Hardouinville melaporkan kepada Paus,"Di Yerusalem, umat Islam yang ditangkap, dibunuh oleh orang-orang kami di halaman kuil Solomon hingga kuil itu dipenuhi dengan darah yang menggenang sampai ke lutut."

Ahli sejarah Kristen yang lain, Mill, mengatakan:"Ketika itu diputuskan bahwa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu diseret ke tempat-tempat umum dan dibunuh. Semua kaum wanita yang sedang menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam. Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Yerusalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh anak-anak yang terkoyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang tergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan itu."Penaklukan Yerusalem oleh tentara Salib benar-benar diwarnai dengan pembantaian yang tak pandang bulu (indiscriminate massacre). Kaummuslimin -meliputi semua umur dan jenis yang tak berdaya- dibantainya.

K. Hitti menuliskan,"Heaps of heads and hand feet were to be seen throughout the street and squares of the city."(Tumpukan dari kepala-kepala dan kaki tangan korban pembantaian dipamerkan di jalan-jalan dan di sudut-sudut kota).

Para ahli sejarah mencatat jumlah korban pembantaian itu sekitar 60.000 sampai 100.000 orang lebih. Peristiwa yang kejam ini, jika dibandingkan dengan penaklukan Shalahuddin al-Ayyubi dalam merebut kembali Yerusalem, tentu menimbulkan pertanyaan,"Benarkah motivasi agama (Kristen) menjiwai perang ini?".
Karena, berbeda 180 derajat dengan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Kristen, umat Islam sama sekali tidak melakukan pembantaian balasan ketika merebut kembali Yerusalem dibawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi. Kristen membantai sangat banyak umat manusia ketika merebut Yerusalem,
sementara Islam dibawah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berperilaku jauh lebih mulia dan beradab daripada Kristen ketika merebut Yerusalem kembali. Benar-benar bertolak belakang sekali memang antara Islam dengan Kristen itu. Sikap Salahuddin ini menambah harum namanya, baik di mata lawan maupun kawan.

Beberapa sejarawan Barat yang pernah menulis ketinggian pribadinya, antara lain Stanley Lane Poole. Berikut kisah Shalahuddin Al-
Ayyubi: http:// groups.yahoo.com /

4. Tahun 1456. Pertempuran Belgrade 1456, 80.000 orang Turki dibunuh oleh orang-orang Kristen. Sampai disini saja entah sudah berapa banyaknya nyawa umat manusia yang telah dihabisi oleh orang Kristen. Umat Yahudi disembelih, umat Islam dibantai, bahkan umat seimanpun dihabisi juga oleh Kristen.Kekejam an dan kebiadaban Kristen memang terlalu spektakuler, mungkin sudah menjadi darah daging mereka untuk menghabisi nyawa orang. Buktinya jumlah manusia yang telah dibunuh oleh orang Kristen berkali-kali lipat lebih banyak daripada perbuatan sejenis yang dilakukan oleh umat Islam dan agama lainnya.

5. 3 Juni 1502, terjadilah pembunuhan massal di Kalikut, sebuah
kota pelabuhan di selatan India yang menjadi pusat perdagangan abad ke-16. Pembunuhan massal yang terjadi atas para pedagang Arab itu dilakukan oleh Vasco Da Gama seorang pelaut Portugis dan pasukannya. Awalnya, Vasco da Gama atas perintah raja Manuel dari Portugal, melakukan ekspedisi laut untuk mencapai India, salah satu tujuannya adalah untuk mencari rempah-rempah. Ekspedisi ini menggunakan empat kapal dengan 160 tentara dan pelaut.Mereka mengangkat sauh dari pelabuhan Lisabon tanggal 8 Juli 1497
dan tiba di pelabuhan Calicut pada tanggal 22 Mei 1498. Sebagaimana imperialis Barat lainnya, Vasco da Gama dengan segera mengklaim Calicut sebagai wilayah dagangnya dan timbullah pertentangan dengan para pedagang Arab. Akhirnya, Vasco da Gama memerintahkan pasukannya untuk membunuh massal para pedagang Arab yang berjumlah 800 orang tersebut. Calicut kini telah beralih nama menjadi Kozhikode.

6. 8 Mei 1621, 14.000 orang di pulau Banda, Maluku dibantai Kristen Belanda. Contoh kongkrit bisa dilacak lewat bukti lembaran sejarah pembantaian bangsa Banda pada tanggal 8 Mei 1621, yang menelan hampir seluruh jumlah penduduk pulau Banda sebanyak 14.000 orang. Penduduk asli Banda tiada tersisa (Willard A. Hanna; Indonesian Banda Colonialism and its aftermath in the nutmeg island).

7. Tahun 1808-1811. Untuk memperkuat pertahanan di Pulau Jawa, Gubernur Jendral Herman William Daendels memerintahkan pembuatan jalan raya
dengan kerja paksa (kerja rodi). Jalan itu sangat panjang, 1000 km terbentang dari Anyer sampai Panarukan. Si Kristen bengis Daendels MEMAKSA rakyat Indonesia untuk mengerjakan pembuatan jalan raya tersebut tanpa diberi upah. Ribuan rakyat Indonesia mati menjadi korban dalam pembuatan jalan
tersebut.

8. Tanggal 4 Maret tahun 1823, pasukan Yunani dalam era peperangan melawan tentara Imperium Ottoman, melakukan pembunuhan massal terhadap 12 ribu muslim di kota Tripolitza. Tentara Yunani dalam pertempuran itu mendapatkan dukungan dari beberapa negara Eropa.

9. Pada tahun 1830, Van Der Cappelen digantikan oleh Van Den Bosch sebagai Gubernur Jendral di Hindia Belanda. Ia diberi tugas untuk mengisi kas keuangan Belanda yang kosong. Setelah memeras otak beberapa lama, Van Den Bosch menemukan suatu cara. Ia memberlakukan kebijakan Cultur Stelsel atau Tanam Paksa. Tanam paksa menimbulkan penderitaan rakyat yang amat menyedihkan. Beban rakyat semakin berat. Hasil pertanian pun semakin turun. Rakyat
mengalami kelaparan. Banyak rakyat Indonesia yang mati kelaparan, gara-gara penindasan Kristen biadab. Sebaliknya, sistem tanam paksa ini menguntungkan Kristen Belanda. Kas negara Belanda yang tadinya kosong, kini terisi kembali. Hasil tanam paksa diangkut seluruhnya ke Belanda. Kemudian, hasil tersebut digunakan untuk membangun negeri Belanda.

10. 10 November 1945, kekejaman penjajah Inggris di Surabaya.Pada bulan November 1945 terjadi perang yang amat sengit antara tentara Inggris dengan pasukan Indonesia yang mempertahankan pelabuhan dan kota Surabaya. Sekitar dua minggu pasukan Indonesia yang sebagian besar hanya bersenjatakan senapan dan bambu runcing melawan tentara Inggeris yang bersenjata lengkap dan modern dengan dibantu kapal-kapal altileri, angkatan udara dan tank-tank. Peristiwa pemboman atas kota Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang dilakukan oleh Angkatan Perang Kerajaan Inggris, di mana diperkirakan telah jatuh korban sekitar 30.000 orang Indonesia tewas (beberapa pihak menyebutkan"hanya"12.000 korban tewas), yang banyak diantara korbannya adalah para orangtua, wanita dan anak-anak ... adalah Crimes against humanity!

Pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya, ibukota propinsi Jawa Timur Indonesia, dengan dalih: kematian Brigjen Mallaby, rakyat dan pemuda menghalangi perlucutan tentara Jepang oleh Sekutu, rakyat dan pemuda tidak mau menyerahkan tawanan Jepang dan senjatanya kepada Sekutu, pada tanggal 10 Nopember 1945 kota Surabaya dibombardir oleh kapal-kapal Sekutu dari laut dan pesawat-pesawat tempur mereka dari udara.Ribuan rumah di kota Surabaya hancur dan ribuan mayat bergelimpangan di mana-mana, berhari-hari Sekutu melakukan serangan tersebut dengan kejam tanpa pertimbangan perikemanusiaan sama sekali. Tujuan mereka supaya rakyat dan pemuda minta ampun dan menyerah kepada Sekutu (;Kristen Inggris).

Tetapi rakyat dan pemuda Surabaya dan satuan-satuan bersenjata lainnya yang pantang menyerah dan pantang minta ampun, makin menguatkan tekad dan semangat untuk meneruskan perlawanan bersenjata terhadap siapa saja yang akan memaksakan kembalinya penjajahan di Indonesia.

Perlawanan yang gagah berani, pantang menyerah dan dengan semangat berkobar-kobar dari kaum patriot Indonesia untuk membela tanah airnya melawan agresor di Surabaya itu membangkitkan semangat perlawanan patriot Indonesia lainnya di seluruh Indonesia.Atas dasar ideologi dan semangat rakyat dan pemuda Surabaya yang pantang menyerah itulah maka tanggal 10 Nopember dijadikan"Hari Pahlawan"di Indonesia.

Dalam pertempuran Surabaya melawan pasukan Inggris pada bulan November 1945 ini, tidak sedikit peranan pemuda-pemuda Tionghoa dan Arab yang
ikut berjuang, bahu membahu melawan penyerbuan Kristen Inggris. Berkenaan dengan pertempuran Surabaya, pada tanggal 12 November 1945, Bung Karno mengucapkan pidato antara lain

"Ratusan orang Tionghoa dan Arab yang tidak bersalah dan suka damai, yang datang di negeri ini untuk berdagang, terbunuh dan luka-luka berat. Kurban di pihak Indonesia lebih banyak lagi. Saya protes keras terhadap pemakaian senjata modern, yang ditujukan kepada penduduk kota yang tidak sanggup mempertahankan diri untuk melawan".

11. 5 Juli 1962, setelah berjuang selama bertahun-tahun dan mengorbankan sekitar saju juta syuhada, rakyat muslim Aljazair akhirnya berhasil meraih kemerdekaan mereka.Pada tahun 1830, Prancis datang menyerang Aljazair dengan tujuan
menjadikan negara itu sebagai wilayah jajahannya, namun mendapat perlawanan
keras dari bangsa Aljazair. Salah satu pejuang kemerdekaan Aljazair yang
terkemuka adalah Amir Abdul Qadir Aljazairi sejak tahun 1932. Pada 18 Februari 1834, tentara Prancis mengalami kekalahan telak
melawan pasukan Amir Abdul Qadir Aljazairy. Sepertiga tentara Prancis
tewas dalam pertempuran itu dan setengah dari tentara yang masih hidup menjadi tawanan perang.

Kristen kolonialis Prancis yang baru pertama kalinya mengalami
kekalahan besar di Afrika, menawarkan perdamaian. Namun, pemimpin perjuangan
rakyat Aljazair, Amir Abdul Qadir Aljazairy itu menolak tawaran damai itu
dan meneruskan perjuangannya sehingga hampir seluruh kawasan Aljazair
berhasil dibebaskan. Namun pada tahun 1836, tentara Prancis kembali
mengalahkan pasukan Abdul Qadir.Pada tanggal 18 November 1839, dimulailah periode kedua perjuangan
rakyat Aljazair melawan penjajahan Prancis. Dalam perang ini, Kristen
Prancis menambah pasukannya dalam jumlah besar dan menggunakan strategi
penghancuran terhadap basis-basis militer Abdul Qadir.
Selain itu, tentara Prancis juga membuat rakyat kelaparan dengan
cara menghancurkan ladang, kebun buah, dan hewan ternak. Akhirnya, Amir
Abdul Qadir terpaksa menyerah pada tahun 1847 dan dipenjarakan di
Prancis. Dengan kekalahan tersebut, Prancis pun berkuasa penuh atas Aljazair.
Dengan leluasa, Prancis menguras hasil bumi negara ini dan menindas
rakyat Aljazair.Sekita r satu abad kemudian, setelah Perang Dunia Kedua, sekali
lagi rakyat Aljazair memulai perjuangannya melawan penjajahan Prancis. Pada tanggal 31 Juli 1962, barulah Aljazair meraih kemerdekaannya.

12. 19 Juni 1971. Sekitar 70 orang Moro, baik laki-laki, wanita
dan anak-anak tanpa ampun dibantai oleh kelompok Ilaga Movement yang
dibacking orang-orang Katolik Biadab dari Militer Filipina pada salah satu
masjid di Barrio Manili, Carmen Cotabato Utara. Peristiwa yang kemudian
dikenal dengan Pembantaian Manili ini, membuktikan bahwa peperangan antara bangsa
Moro melawan Filipina adalah konflik religius. Yaitu kebencian mendalam
Katolik Filipina terhadap agama Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk
di Mindanao Selatan. Sampai detik ini total lebih dari 30 ribu muslim
di Filipina yang tewas menjadi korban kekejaman pemerintah Filipina.

13. Tahun 1982. Pada tanggal 17 September 1982, terjadi pembunuhan
massal terhadap warga sipil Palestina yang menghuni kamp penampungan
Shabra dan Shatila di Lebanon oleh kelompok Phalang/ Kristen dari Tentara
Lebanon Selatan (SLA) yang didukung oleh tentara Zionis Israel.Dengan persetujuan Menachem Begin, Perdana Menteri Israel dan atas
perintah Ariel Sharon, Menteri Perang Israel pada waktu itu, pada dini hari
tanggal 17 September, tentara Zionis mengepung kamp pengungsi Shabra dan
Shatila. Lalu, kelompok Phalang memasuki kamp tersebut dan memperkosa serta
membunuh warga sipil Palestina yang umumnya wanita, anak-anak, dan orang
tua. Pembunuhan massal ini berlangsung selama 40 jam dan 3300 orang
telah terbunuh.

14. 14-15 April 1986. Selama dua hari Kristen AS atas perintah Presiden Ronald Reagan, -yang sudah mampus dan sedang dalam perjalanan
menuju neraka jahannam- mengebom Tripoli dan Benghazi, kota-kota terpenting di
Libya, yang menewaskan seratus orang menurut pers barat dan enam puluh orang
menurut laporan resmi Libya, sebagian besar penduduk sipil. Tujuan Kristen biadab AS melakukan pengeboman itu adalah untuk
membunuh Presiden Libya yang berdaulat, Kolonel Muammar Qaddhafy, namun
hasilnya ternyata meleset. Qaddhafy selamat, namun salah seorang anak
tirinya yang tidak bersalah berhasil dimampuskan oleh Kristen biadab AS.Berikut bunyi sebuah surat yang cukup mengharukan dari seorang
anak perempuan Libya berusia tujuh tahun, yang ia tujukan pada presiden
AS Ronald Reagan setelah pengeboman itu. Saudara perempuan satu-satunya
bocah cilik tersebut telah terbunuh akibat pemboman Kristen AS. Tulisan tangan bocah ini

15. Berbagai pembantaian Kristen terhadap Umat Islam terjadi dimana-mana hingga saat ini, negara-negara Muslim di fitnah dan penduduknya di bunuh mulai dari Irak, Palestina, Libya, Chechya, Filipina, Pakistan, Afganistan, Libanon, Maroko, Turki hingga Indonesia....

Minggu, 30 Agustus 2015

terpikat oleh kekayaan cerita dan didorong oleh pemerintah. Selain itu, Portugal telah sering mengalami epidemi wabah besar, yang menewaskan puluhan ribu. Ketika kemudian juga pada tahun 1578 Portugis Raja Sebastian saya kehilangan kampanye besar-besaran sembrono di Maroko melawan Moor, dan dengan demikian juga jatuh, negara itu irretrievably hilang dan meraih permainan Philip II. Selain itu: pada tahun 1580 ada di Portugal hanya 950 000 jiwa, dalam jangka waktu 70 tahun, penduduk itu dibelah dua ..... Selama epidemi wabah 1569-1570 saja meninggal sudah di Lisbon lebih dari 50 000 jiwa ... Hanya pada tahun 1640 membawa mengakhiri periode Spanyol. Pada 15 Desember 1640 Duke of Bragança adalah dari keluarga bangsawan Portugis tua, bernama dengan nama João IV, Raja Portugal. Pemberontakan berhasil dan segera Spanyol Philip IV harus diletakkan di atas.  Philip IV Raja Spanyol 1621 - 1665 orang yang memprakarsai Perdamaian Westphalia Pertama datang ke Spanyol dalam pribadi Raja Philip IV, ketika proposal untuk gencatan senjata jangka panjang jika meruncing ke perjanjian permanen, tradisional awal sesuatu yang akan berakhir pada 1648 dan Perdamaian Westphalia .... LINK Permusuhan resmi antara Portugal dan Republik akan menghentikan setelah bertahun-tahun perundingan, tetapi mencegah VOC dan WIC belum misalnya. Brasil dan Angola sementara, meskipun, untuk menaklukkan Portugis, tapi sekarang kita harus berjalan sangat jauh . Penaklukan Portugal oleh Alva datang Republik serba ekonomi, akses ke pelabuhan Iberia yang hak-hak mereka, dan sehingga memiliki Belanda cara mereka sendiri untuk mencari di dunia, termasuk India dan karena itu akhirnya VOC dan setelah The 12-tahun gencatan senjata, set WIC, awal Belanda Golden Age ....  Fernando Alvarez de Toledo, Duke of Alva 1507 - 1582 Gubernur Jenderal Belanda, 1567 - 1573 Dengan penaklukan Portugal pada tahun 1580, Philip II harus, pada waktu itu, sebagian besar pelaut berpengalaman (link), belum lagi penaklukan kolonial Portugis sudah besar. Jauh sebelum 1580 sudah ada rencana tapi belum dimulai diskusi serius, karena perjalanan seperti ini kadang-kadang waktu bertahun-tahun, dan tentu saja mereka tidak memiliki tiket. Namun, beberapa Belanda sudah berlayar di kapal-kapal Portugis dan satu Van Linschoten memiliki pengalaman bahkan mengeluarkan akhir abad ke-16: terkenal "Itenerario". Sebuah waktu yang sangat lama, ini adalah satu-satunya buku perjalanan Eropa ke Timur, di mana Inggris dan Prancis juga menggunakan. Pertama Lonely Planet ?? Setelah bertahun-tahun persiapan kiri dipimpin oleh Cornelis de Houtman dari Amsterdam pada tanggal 2 April, tahun 1595, kapal-kapal berikut:  Mauritius Hollandia Duyfken Amsterdam untuk tiba pada 15 Juni 1596 di Banten, di pantai barat jauh dari Jawa. Dua data historis bahwa Anda harus menghafal untuk Perang Dunia II!   15 Juni 1596 di Teluk Banten  15 Juni 1596 Cornelis Houtman dalam negosiasi di Bay Bantam Pada perjalanan kedua tahun 1598, Aceh terpengaruh: kebencian terhadap Portugis begitu mendalam bahwa Belanda Protestan (untuk mengejutkan mereka) yang sangat hospitably diterima. Meskipun Frederick de Houtman memiliki (saudara Cornelis) sebagai tawanan Sultan Alauddin tetap berada di Aceh, tapi kargo pertama lada berada di dalam. Frederick belajar dirinya berguna dengan Melayu dan mengatur pertama kamus Bahasa Melayu-Belanda bersama-sama, yang merupakan abad pergi! (Spraeck kata yang tepat dalam buku Maleysche Madagaskar dan Serbia bahasa). Setelah satu tahun, dirilis Frederik lagi. Kontak pertama antara Belanda dan Aceh bahkan diikuti dengan kunjungan dari delegasi Aceh (dengan hadiah) ke Prince Maurice, yang hanya sibuk dengan pengepungan Grave. Dengan tamu kehormatan menunjukkan sekitar. Mengunjungi datang Kekaisaran Besar Sri Muhammad, ulama Abdul Hamid dan juru Nja Ganti.  Pangeran Maurits menerima kunjungan dari Aceh Mereka jelas terkesan, terutama karena mereka diberitahu di Aceh bahwa Belanda adalah sesuatu dari Laut Utara ke Ural. Pemimpin delegasi, Abdul Hamid, bahkan bisa menembakkan tembakan meriam di masih Katolik, untuk Spanyol, Grave, suatu kehormatan! Beberapa waktu kemudian, sarjana sayangnya meninggal. Ia dimakamkan di Old Church Middelburg dengan banyak penghargaan. Pada abad ke-19 hilang kuburnya karena ketika gereja dihancurkan. Pada tahun 1978, sebuah plakat peringatan diresmikan di Middelburg oleh Pangeran Bernard.  Pangeran Maurits menerima kunjungan yang sama di Aceh, namun menurut pelukis lain Hasil dari kunjungan ini adalah bahwa perjanjian antara kedua pada tahun 1607 setara ditutup negara mana lada akan disampaikan dalam pertukaran untuk dukungan militer melawan musuh bersama, Portugal atau Spanyol, karena Malaka masih di tangan musuh bersama. Dalam hal ini periode datang Inggris Laksamana James Lancaster dengan satu skuadron kapal ke India dan juga mengunjungi Aceh dan Maluku. Pada tahun 1619 pecah bahkan pertempuran antara Belanda dan Inggris di lepas pantai Banten. Beberapa tahun kemudian, Inggris memutuskan untuk menarik sebagian dikembalikan, tekanan Belanda itu terlalu besar. Ambon beberapa pedagang Inggris bahkan ditangkap dan dieksekusi oleh Belanda, apa Inggris masih memiliki sangat panjang diingat. Pada tahun 1621 mengunjungi Perancis Umum De Beaulieu Aceh dan ia mendapat sekitar lada 1000kg sebagai hadiah pribadi dari Sultan Iskandar Muda untuk Raja Louis XIII. Abad ke-17, Aceh kembali dikunjungi oleh delegasi Inggris resmi. Pada tahun 1629, Aceh sedang berusaha untuk menaklukkan Malaka, lebih dari 200 kapal yang mengangkut 20.000 orang berlayar keluar, meskipun penerapan taktik pengepungan Eropa melanjutkan kesuksesan dari. Namun, itu dunia sekali lagi jelas: Aceh ada yang main-main dengan, kekuatan 200 kapal! Setelah beberapa tahun kekuatan Aceh lepas landas dan menjadi negara lumpuh karena perang internal. VOC membuat baik penggunaan VOC menaklukkan dirinya Malaka, yang berarti akhir dari kehadiran Portugis di India (kecuali Timor) Dia berhasil VOC untuk menyimpulkan tahun 1663 perjanjian perlindungan terhadap Aceh (dalam pertukaran untuk lada ) dengan negara-negara bekas jajahan Aceh. Sampai akhir VOC (resmi dinyatakan bangkrut pada tahun 1796), perjanjian itu menyimpulkan pada tahun 1607 antara dua negara merdeka diadakan dengan-a-bersama-musuh. Pada akhir abad ke-17, Aceh digambarkan sebagai berikut : Pulau Sumatera yang besar dan kuat terbagi menjadi beberapa kerajaan. Aceh ini adalah yang paling kuat: tidak hanya membawa kerajaan kota tongkat dan pusat perdagangan Pedir, Pacem, Daya, Barross, Passaman, Tycouw, Pryaman dan Padang, tetapi juga pada negara-negara dari benua sebagai Kedah dan Perak. Satu mengasumsikan bahwa sebagian besar Sumatera jatuh di bawah kekuasaan Aceh. Di selatan Sumatera milik Sillebar, Dampin, Lampung, Palembang dan Jambi ke kerajaan Banten atau Mataram Jawa. Banyak raja kecil dari Sumatera karena itu di bawah Aceh dan Jawa. Salah satu tempat perdagangan utama Pedir yang sembilan atau sepuluh mil timur dari Aceh dan sebelumnya adalah kerajaan. Hal ini dipisahkan oleh pegunungan Aceh. Ini memberikan seperti Pulau Weh cukup banyak sulfur. Bidang Pedir sangat subur dan memberikan nasi dan segala macam buah. Apakah lebih lanjut sepanjang pantai timur Pacem, Deli, Aru, Camper, Indragiri, Jambi dan Palembang. Tiga terakhir adalah pelabuhan ekspor utama yang memberikan kami banyak lada. Juga Indrapoera, 3 1/2 derajat lintang dan seperti situs lainnya yang berada di sungai, melahirkan banyak lada. Beberapa tempat juga menawarkan cukup banyak benzoin, emas dan kamper sebagai Padang, yang di Sungai indah terletak dan di mana kapal India dan kapal-kapal besar dapat menemukan tempat berlindung. Sillebar terletak di pantai barat pada 4 derajat Lintang Selatan dan milik kerajaan Banten. Terletak di sebuah teluk di sungai lebar dan dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan hutan. Bidang ada mendatangkan lada berlimpah, seperti di Manancabo, yang juga dibuat atau belati keris Jawa. The Pryaman padat penduduk, baik disertakan dengan makanan, juga menghasilkan lada, seperti Tycouw yang hanya beberapa menit di bawah khatulistiwa. Ini ceroboh dibangun dan milik Aceh, sebagai Passaman, beberapa mil utara dari Tycouw. Passaman adalah mil kecil pedalaman di kaki pegunungan tinggi Barros dan sebuah sungai besar. Ini membawa merica, kapur barus dan kemenyan terus. Setelah itu akan mengikuti Singkil, Labos dan Daya, semua milik Aceh: Kerajaan Aceh, yang terletak di pantai utara Sumatera, adalah padat penduduk. Ibukota, juga disebut Aceh dan memiliki, di perusahaan India, cukup baik dibangun. Itu terletak di sebuah flat ke sungai yang indah, sekitar setengah mil dari laut. Udara tampaknya lebih sehat daripada lebih jauh ke selatan. Di sisi kiri sungai berdiri sebuah benteng untuk kapal musuh untuk mencegah masuknya. The lonjong, Istana kerajaan besar dan dikelilingi oleh parit tetapi tidak sangat kuat dan dibangun di jalan India. Juga, itu adalah di beberapa tempat dilengkapi dengan artileri berat. Benteng kecil lainnya yang melindungi istana raja, yang terletak di daerah Aceh pada cocok strategis, dengan hutan lumpuh, pagar tanaman dan rawa-rawa. Masyarakat Aceh telah tradisional sangat kuat dengan tanah dan laut. Beberapa kali mereka telah menyerang Portugis di Malaka dan pengiriman mereka terhambat oleh persilangan dengan kapal-kapal mereka di Selat Malaka. Portugis karena itu Sumatera pernah bisa mendapatkan pijakan di tanah. Raja Aceh memiliki kekayaan besar, terutama emas, perhiasan dan gajah. Penghargaan adalah tidak kurang sombong, menghujat dan jengkel menakjubkan daripada Raja Siam. Pangeran digunakan selirnya serta dalam menunggu lorong dan kamar dari pengadilan, sebagai hiburan dan layanan. Mulia juga dilayani oleh pria gelubde dan dijaga. The shahbandars dan bangsawan memerintah dengan kerajaan raja. Dalam waktu kami di sana memerintah seorang ratu yang, seperti diklaim, seorang Belanda mencoba untuk menikah tetapi Tuhan yang mulia di Batavia melakukannya untuk alasan yang baik tidak mendengar dari. Apakah orang Aceh, lebih dari tetangga mereka, yang terkenal sebagai prajurit besar. Tidak hanya di Sumatera, tetapi juga di pantai utama Malaka mereka telah menaklukkan beberapa kali negara dan kota. Mereka berani dan tegas dan sering mengecoh musuh-musuh mereka. Di Aceh dioperasikan oleh orang Kristen, Moor, Melayu, Cina dan banyak pengiriman. Emas, logam, timah, benzoin, kapur barus dan merica terutama terhadap Coromandelse, Bengali dan Suratse gaun katun dan zat lain yang dipasarkan dalam jumlah besar